Rabu, 26 Oktober 2011

TEKNIK MOTRET AIR TERJUN (AIR RIAK)

Air terjun dan aliran air atau sungai merupakan subyek fotografi yang populer karena mereka dapat secara mudah dibuat menjadi wallpaper digital yang enak dilihat dan menenangkan. Satu unsur umum dalam sekian gambar air terjun ialah tampilan air yang halus. Hal ini tidak sulit untuk dilakukan. Dengan alat dan teknik yang tepat anda dapat melakukannya.
Tripod
Tanpa tripod, gambar air bergerak halus mulus tidak akan mungkin didapat. Hal ini dikarenakan kita biasanya menggunakan shutter speed (kecepatan rana) 2 detik atau lebih, tidak mungkin dipegang dengan tangan tanpa goyangan kamera. Aturan umum praktis untuk mengambil gambar tanpa tripod ialah dengan aturan satu per jarak fokus. Jika anda menggunakan lensa 24mm, shutter speed lambat yang harus anda gunakan adalah 1/24 detik. 1/30 detik adalah kecepatan shutter speed yang sebenarnya. Demikian pula jika anda menggunakan lensa 200mm, anda seharusnya tidak menggunakan shutter speed lebih rendah dari 1/200. Jika lensa anda dilengkapi dengan VR (Vibration Reduction) atau IS (image Stabilizer), anda dapat sedikit membengkokkan aturan ini beberapa stop.
Filter Polarisasi atau Filter ND
Filter polarisasi sirkuler dirancang untuk mengurangi pantulan dan meningkatkan saturasi. Sebagai efek samping, aksesoris tersebut juga mengurangi sekitar 1,5 stop cahaya yang datang melalui lensa. Filter ND adalah filter neutral density yang tersedia dalam berbagai ukuran. Mereka bertindak seperti kacamata untuk lensa anda yang akan mengurangi cahaya yang masuk ke lensa.
Kedua filter ini memungkinkan shutter speed untuk diturunkan ke tingkat yang diperlukan untuk menciptakan gerakan blur pada air. Filter polarisasi sirkuler memiliki keuntungan tambahan dalam hal meminimalkan permukaan basah reflektif di bebatuan, dan mencegah hot spot yang akan memberikan anda kesempatan untuk mengambil gambar lebih jelas.
Remote Release
Anda dapat menggunakan remote release untuk menekan dan melepaskan tombol shutter, atau anda juga bisa menggunakan self timer. Kedua metode dapat digunakan untuk memungkinkan pengoperasian kamera tanpa melibatkan tangan saat shutter terbuka. Hal ini penting untuk mendapatkan gambar yang tajam dan bebas dari goyangan. Jika kamera DSLR anda memiliki fungsi mirror lock-up, gunakanlah fungsi tersebut karena akan lebih menambah kestabilan dengan mengunci cermin sebelum shutter terbuka, yang akan meminimalkan getaran.
Waktu dan Lokasi
Akhirnya ini merupakan waktunya untuk menggunakan peralatan di atas dan mengambil gambar. Melakukan pemotretan pada saat matahari tidak terlalu kuat akan memberikan kesempatan paling baik untuk menurunkan shutter speed. Hal ini dikarenakan walaupun pada ISO 100 dan bukaan apertura F22, shutter speed anda tidak akan sampai pada tingkat yang diperlukan jika terlalu banyak cahaya. Shutter speed 2 hingga 5 detik merupakan target anda. Mengambil foto di dalam hutan juga akan meningkatkan kemungkinan mendapatkan tingkat cahaya yang lebih rendah.
Variasikan shutter speed anda untuk memberikan suasana yang berbeda. Ada banyak variabel lain yang perlu disempurnakan, misalnya komposisi, color balance dan latar depan. Oleh karena itu teruslah bereksperimen untuk mendapatkan gambar air terjun yang sempurna.
Riak Halus
Anda juga dapat menerapkan teknik ini pada permukaan air lainnya, misalnya danau dan bendungan. Riak pada danau dapat dihaluskan dengan penggunaan eksposur lama. Hasilnya ialah ketenangan yang seperti cermin. Pantulan pada permukaan ini biasanya akan dibuat menjadi pantulan gelombang yang merupakan campuran dari kenyataan dan khayalan.

Belajar Lighting Fotografi

“Teknologi foto digital terus berkembang, berbagai alat bantu fotografipun bermacam-macam pula bentuk dan fungsinya. Dalam teknologi digital seperti sekarang, dibutuhkan segala hal yang praktis dinamis tapi bagus. Salah satunya adalah peralatan-peralatan fotografi, dalam hal ini adalah lampu untuk menghasilkan cahaya/lighting buatan (artificial lighting). Saat pertama belajar fotografi, memang sering dibingungkan dengan berbagai peralatan lampu studio. Di sini saya akan sedikit berbagi membahas tentang macam-macam lampu untuk menghasilkan cahaya buatan tersebut. Baik untuk indoor fotografi maupun outdoor fotografi. ”

Dewasa ini, untuk menghasilkan cahaya buatan tidak selalu harus menggunakan lampu studio dengan harga yang mahal, strobist sebagai suatu teknik bermain cahaya dengan menggunakan cahaya buatan dari lampu kilat (flash) adalah alternatif yang murah. Meski dengan hasil yang tidak sebagus lampu studio, terbukti teknik ini banyak sekali digemari. Hanya berbekal 2 flash atau lebih sudah bisa membuat cahaya buatan yang menarik, tergantung mengkomposisikan dan pengaturan intensitas cahayanya saja.
Bahkan sekarang banyak dibuat oleh perusahaan-perusahaan cina alat bantu menyerupai asesoris lampu studio besar semacam, barndoor, honeycomb, standard reflector, snoot, softbox, dan lain-lain namun untuk lampu flash, sehingga kita bisa lebih banyak berkreasi dalam menghasilkan cahaya buatan dari lampu flash ini. Berikut ini sedikit saya bahas tentang asesoris dan macam-macam jenis lampu dan istilahnya.
  1. Modelling Lamp
    Lampu untuk menghasilkan cahaya yang membantu kita untuk menentukan, melihat arah jatuhnya bayangan obyek. Biasanya hanya ada di lampu studio. Menyala sebelum lampu digunakan/di trigger.
    Modelling Lamp.
  2. Standar Reflektor
  3. Berfungsi mengarahkan sinar ke obyek. Cahaya yang dihasilkan sangat kuat dengan sudut pancaran yang terbatas. 
    Standard Reflector
  4. Payung Pemantul
  5. Melunakkan cahaya yang datang ke obyek agar lebih merata. Biasanya sinar yang datang ke obyek terlalu kuat dan menghasilkan bayangan pekat. Sifat cahaya yang dihasilkan kontras masih tinggi, kuat sinar berkurang 1-2 stop, sudut pancar cahaya luas.
    Bouncing Umbrella
      
  1. Payung Transparan
    Memiliki fungsi sama dengan payung pemantul, hanya saja cahaya yang dihasilkan lebih lunak, merata, dan lembut. Kuat sinar turun 2-3 stop.
    Payung Transparan
  2. Softbox
    Memiliki sifat melunakkan cahaya, merata, dan menghilangkan bayangan. Kuat sinar berkurang 3-4 stop, pancaran luas.
    Contoh softbox untuk flash.
  3.  Honeycomb
  4. Penyinaran lebih terarah, memusat, simetris, dan sudut penyinaran dipersempit. Biasanya digunakan untuk penyinaran pada bagian-bagian tertentu, intensitas cahaya yang dihasilkan lumayan kontras tergantung ukuran honeycomb (lubang-lubang tawon).
     
  1. Snoot
    Hampir sama dengan honeycomb, namun sifat cahaya yang dihasilkan lebih sempit dan kecil. Biasanya digunakan untuk hairlight. Kuat sinar turun 5-6 stop. Cocok untuk memunculkan karakter obyek.
    Snoot yang dilengkapi dengan Gel/Filter Warna
  2. Barndoor
  3. Mengarahkan sudut pencahayaan agar lebih terarah pada bagian obyek yang diinginkan dan tidak menggangu bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan/diperlihatkan. Fungsi lain untuk menghilangkan efek flare/fog saat lampu berhadapan dengan kamera.
    Barndoor dikombinasikan dengan honeycomb dan gel/filter
Sebagian besar peralatan tersebut digunakan untuk lampu studio. Namun ada juga yang dibuat khusus untuk strobist mania, ukuran lebih kecil dan digunakan untuk flash/lampu kilat dengan fungsi yang sama layaknya lampu studio profesional.

Membuat Langit Lebih Dramatis, Dengan Blending Mode Multiply Photoshop


Saya akan mencoba menuliskan satu tutorial sederhana, yaitu untuk membuat langit tampak lebih dramatis tanpa membuat FG menjadi gelap dengan menggunakan layer blending MULTIPLY pada Adobe Photoshop.
Berikut ini adalah langkah-langkahnya :

1. File asli yang akan kita olah.

2. Selanjutnya kita gandakan (CTRL+J) layer BACKGROUND hingga mendapatkan layer BACKGROUND COPY.

3.  Lalu pada layer duplikat tersebut kita ubah BLENDING MODE nya menjadi MULTIPLY, maka akan terlihat langit menjadi lebih baik tetapi pada FG akan menjadi gelap dan kehilangan banyak detail.

4. Lalu kita pindah ke Channels Pallete, gandakan Channel BLUE
 


5. Setelah itu lakukan Curves adjustment pada duplikat channel BLUE tersebut dan menaikan kontras sehingga jelas dan tegas perbedaan antara hitam dan putihnya. 
 


6. Setelah itu kita klik tombol LOAD AS SELECTION di bawah, lalu pilih channel RGB kembali, bisa ditambahkan feather (SELECT>FEATHER / ALT+CTRL+D) supaya lebih halus gradasi nya. 


7. Setelah itu kita pindah ke LAYERS PALLETE dengan seleksi yang kita dapatkan tadi kita klik tombol ADD LAYER MASK yang ada di bawah, lalu jika pada layer mask masih ada FG yang bocor terkena BLENDING MULTIPLYbisa anda BRUSH dengan warna HITAM
 


8. Jika hasil blending MULTIPLY kurang membuat langit menjadi dramatis anda dapat menggandakan layer yang kita mask tadi beberapa kali hingga anda suka dengan hasilnya. Pada contoh foto ini saya menggandakan menjadi 3 layer. 
 


9. Sampai pada tahap ini langit sudah terlihat lebih indah dan dramatis, tetapi foto masih terlihat FLAT. Maka itu kita tambahkan 1 Layer Adjustment BRIGHTNESS/CONTRAST di mana kita akan mengurangi BRIGHTNESSnya dan menambah CONTRAST nya (Isi parameter sesuai dengan selera dan kondisi file anda), kemudian merge all layer (SHIFT+CTRL+E).  
 


10. Pada tahap akhir saya beri UNSHARP MASK untuk menajamkan detail, dan inilah hasil akhirnya : 
 

Note : Langkah² di atas bukanlah harga mati, anda bisa melakukan improvisasi sesuai dengan kondisi foto anda ataupun menambahkan adjustment lain seperti color balance untuk mempercantik tonal foto anda, bahkan anda bisa menemukan metode lain yang lebih baik setelah melakukan trial and error dengan metode ini. 
Demikian tutorial sederhana ini, semoga teman-teman semua berkenan. 
Mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata atau ada yang kurang berkenan dengan tutorial  ini. Karena saya hanya ingin berbagi apa yang saya dapatkan dari hasil utak-atik photoshop. Terima kasih dan selamat mencoba! A.Ong