Minggu, 06 November 2011

[tips] menghasilkan foto landscape yang bagus


E-mailPrintPDF
ada beberapa pertanyaan yang sering saya terima "kok fotonya bisa bagus?" 
bukan bermaksud untuk menyombongkan skill fotografi saya yang masih dangkal ini, saya juga masih dalam tahap belajar dan mencoba coba banyak ilmu baru
tapi dari pengalaman ada beberapa tips yang selama ini saya pergunakan sebagai pedoman untuk menghasilkan foto (yg dibilang) bagus itu
1. Memotret (lah) dengan benar
kalau hasil fotonya sudah benar, misal foto tidak over atau under, editing akan lebih mudah,
tapi kalau foto kita misalnya sudah under, dalam proses editing, kita perlu menaikan shadow nya supaya jadi lebih terang, yang otomatis akan memunculkan noise yang berlebihan
begitu juga dengan foto yang over.. walau kita edit pun, gambar yang terlalu over dan tidak terekam oleh sensor, hasilnya sudah tidak bisa terselamatkan.
jadi pertama memang file awalnya must benar dulu :roll:
dan salah satu keunggulan era fotografi digital adalah fasilitas hasil yang bisa kita lihat saat itu juga dan fasilitas histogram. 
jadi kita bisa langsung mengetahui foto yang kita hasilkan sudah "sesuai" atau masih ada yg kurang pas
kalau kurang pas tinggal kita foto ulang lagi
2. sering sering melihat referensi gambar bagus :oops:
saya masih sering melihat lihat beberapa foto landscape karya fotografer lainnya untuk referensi sebelum mulai bepergian ke suatu lokasi.
ada kata bijak yang lupa darimana saya denger, "kita mulai belajar dari mempelajari hasil orang lain, sehingga akhirnya terasah kepekaan kita untuk bisa menghasilkan karya yang sesuai dengan jiwa kita"
jadi tidak usah malu kalau sekarang kita masih melihat hasil kita "kalah bagus" dibanding foto foto teman lainnya. 
pelajari bagaimana cara mereka menentukan komposisi, dari sudut mana kira kira mereka mengambil foto tersebut, komposisi apa yang masih bisa kita perbaiki untuk menghasilkan foto yang berbeda dari yang sudah ada, peralatan apa saja yang perlu dibawa, dll
beberapa situs online yang sering saya kunjungi antara lain : fotokita.net, fotografer.net, flickr.com, 1x.com, landscapeindonesia.com (hahaha. yg terahkir ini promosi terselubung :p)
selain itu saya juga sering membuka buka beberapa majalah fotografi baik luar maupun lokal untuk mencari inspirasi
3. peralatan yang mendukung
fotografi digital sekarang ini dibanjiri dengan tehnologi yang sangat banyak membantu kita dalam menghasilkan foto foto yang indah.
ada banyak peralatan yang tersedia terkadang membuat kita bingung dalam memilih (terutama kalau budget mepet seperti saya :D)
peralatan standart yang biasa dipake para landscaper untuk memotret di lapangan antara lain :
  • kamera 
    tergantung budget kita, ada banyak pilihan mulai dari yang entry level sampai yang kelas profesional. 
    kamera poket keluaran terbaru pun banyak yang sudah mulai bisa diandalkan sebagai kamera alternatif untuk memotret landscape
    saya sendiri masih setia dengan kamera entry level canon 450D dan sekarang bertambah dengan kamera poket canon S95 yang menemani setiap perjalanan saya
  • lensa 
    pilihan lensa yang beragam di satu sisi membuat kita mempunyai kebebasan memilih yang terbaik
    tapi dengan budget yang minim kita harus pintar pintar mencari yang terbaik yang sesuai budget yang kita punya :D
    mulai dari lensa fix bukaan lebar yang mempunyai kualitas prima tapi dengan banderol harga yang membuat dompet langsung terasa tipis :p
    lensa zoom yang lebih murah dengan banyak pilihan mulai dari yang zoom pendek hingga ultra zoom

    lensa yang biasa dipergunakan untuk memotret landscape adalah lensa wide (maupun ultra wide) karena bisa untuk mengambil keindahan pemandangan alam yang luas dalam satu bidikan
    lensa kits bawaan kamera pun sebenarnya kalau dimaksimalkan penggunaaannya akan juga bisa mendapatkan hasil yang tidak kalah dengan lensa lain yang lebih mahal
    saya sendiri di dalam tas selalu membawa 2 lensa, canon 10-22 mm dan canon 70-200 mm
  • tripod
    salah satu peralatan "berat" yang terkadang malas kita bawa kalau melakukan perjalanan jauh :D
    padahal fungsinya untuk memotret landscape cukup banyak, terutama untuk pemotretan malam, sore maupun pagi dini hari.
    selain untuk memastikan hasil foto kita bebas goyang dombret juga untuk menghasilkan gambar gambar "tidak biasa" dengan balutan slow speed nya

    untuk tips pemanfaatan tripod silakan dibaca langsung di sini :
    > > > Memaksimalkan Tripod dan Cable Release < < <
  • filter
    media kecil ini juga cukup berperan untuk menghasilkan foto foto "bagus"
    pilihan filter mulai dari filter CPL untuk lebih "membirukan" langit, mengatur saturasi warna dan juga pantulan pada permukaan air / cermin
    filter GND untuk mengatasi perbedaan exposure antara bagian atas dengan bawah
    filter ND untuk mengatur kepekatan cahaya yang masuk ke lensa biasanya dipergunakan untuk memotret dengan kecepatan lebih rendah 

    beberapa filter yang setia berada di dalam tas kamera saya antara lain
    filter CPL, filter GND, filter ND dan filter UV
  • Assesoris pendukung
    beberapa peralatan pendukung yang tidak ada salahnya untuk kita bawa selama berburu keindahan alam antara lain
    cable release : untuk menghindari goyangan waktu menekan shutter maupun untuk pemotretan bulb
    flash : terutama untuk yang menggemari fotografi landscape di waktu malam
selain itu peralatan pendukung dalam proses post processing juga sangat berperan :
  • CPU yang powerful
    komputer yang mempunyai prosesor quad core dan kapasitas memory yang besar akan sangat membantu dalam proses editing file file yang besar
  • LCD layar lebar
    lcd yang bertehnologi IPS sangat cocok untuk digunakan dalam proses editing dibanding yang menggunakan tehnologi TFT. 
    selain itu semakin lebar layar nya semakin mempermudah kita untuk mengedit gambar dalam resolusi yang besar.

    dulu waktu saya masih sering melakukan proses editing dengan menggunakan laptop beberapa kali saya menemukan warna yang tidak konsisten bahkan cenderung over saturasi :p
  • Software pengolah gambar
    ada banyak software pengolah gambar yang tersedia saat ini
    mulai dari photoshop yang powerful tapi dibanderol dengan harga sekelas lensa gelang merahnya canon
    sampai ke software gratisan seperti picasa, gimp

4. format RAW
kalau memang berniat untuk melakukan post processing pada foto landscape kita, 
disarankan untuk mengunakan format mentah RAW karena menyimpan data lebih banyak dan lebih detail dibanding bila menggunakan format JPG yang sudah bisa dibilang file jadi. 
selain itu format RAW juga masih bisa "lebih diselamatkan" apabila sedikit over maupun under. 

memang ada beberapa kelemahan dalam menggunakan file RAW :
  • ukuran yang besar, untuk kamera canon 450D saya memakan 14.1  mb per file.
  • proses yang lebih lambat dalam memotret. sangat terasa apabila kita memotret menggunakan mode burst (memotret continue) dimana delay busy setelah beberapa foto akan sangat mengganggu
  • butuh proses editing lanjutan untuk mendapatkan hasil terbaik dari file RAW tersebut yang ujungnya akan menambah waktu pemrosesan
5. workflow editing
kalau anda menggunakan file RAW seperti yang saya sebutkan di atas, maka butuh proses editing lebih lanjut.
saya sendiri lebih banyak menggunakan adobe camera raw (ACR) untuk membantu proses editing
karena fasilitasnya lebih mudah digunakan dibanding dengan canon DPP

walau memang hasil awal apabila menggunakan DPP sudah terlihat lebih bagus dibanding ACR 
tapi kalau diproses hasil ACR juga tidak kalah dan terkadang bisa lebih bagus dibanding DPP

setelah dirasa cukup bagus di ACR setelah itu masuk ke photoshop biasanya untuk resize dan juga menambah sharpness
semoga sedikit tips di atas bisa membantu menghasilkan foto landscape yang lebih "bagus" sesuai dengan apa yang anda rasakan waktu menekan shutter di antara keindahan alam
have fun and enjoy your landscape !

Rabu, 26 Oktober 2011

TEKNIK MOTRET AIR TERJUN (AIR RIAK)

Air terjun dan aliran air atau sungai merupakan subyek fotografi yang populer karena mereka dapat secara mudah dibuat menjadi wallpaper digital yang enak dilihat dan menenangkan. Satu unsur umum dalam sekian gambar air terjun ialah tampilan air yang halus. Hal ini tidak sulit untuk dilakukan. Dengan alat dan teknik yang tepat anda dapat melakukannya.
Tripod
Tanpa tripod, gambar air bergerak halus mulus tidak akan mungkin didapat. Hal ini dikarenakan kita biasanya menggunakan shutter speed (kecepatan rana) 2 detik atau lebih, tidak mungkin dipegang dengan tangan tanpa goyangan kamera. Aturan umum praktis untuk mengambil gambar tanpa tripod ialah dengan aturan satu per jarak fokus. Jika anda menggunakan lensa 24mm, shutter speed lambat yang harus anda gunakan adalah 1/24 detik. 1/30 detik adalah kecepatan shutter speed yang sebenarnya. Demikian pula jika anda menggunakan lensa 200mm, anda seharusnya tidak menggunakan shutter speed lebih rendah dari 1/200. Jika lensa anda dilengkapi dengan VR (Vibration Reduction) atau IS (image Stabilizer), anda dapat sedikit membengkokkan aturan ini beberapa stop.
Filter Polarisasi atau Filter ND
Filter polarisasi sirkuler dirancang untuk mengurangi pantulan dan meningkatkan saturasi. Sebagai efek samping, aksesoris tersebut juga mengurangi sekitar 1,5 stop cahaya yang datang melalui lensa. Filter ND adalah filter neutral density yang tersedia dalam berbagai ukuran. Mereka bertindak seperti kacamata untuk lensa anda yang akan mengurangi cahaya yang masuk ke lensa.
Kedua filter ini memungkinkan shutter speed untuk diturunkan ke tingkat yang diperlukan untuk menciptakan gerakan blur pada air. Filter polarisasi sirkuler memiliki keuntungan tambahan dalam hal meminimalkan permukaan basah reflektif di bebatuan, dan mencegah hot spot yang akan memberikan anda kesempatan untuk mengambil gambar lebih jelas.
Remote Release
Anda dapat menggunakan remote release untuk menekan dan melepaskan tombol shutter, atau anda juga bisa menggunakan self timer. Kedua metode dapat digunakan untuk memungkinkan pengoperasian kamera tanpa melibatkan tangan saat shutter terbuka. Hal ini penting untuk mendapatkan gambar yang tajam dan bebas dari goyangan. Jika kamera DSLR anda memiliki fungsi mirror lock-up, gunakanlah fungsi tersebut karena akan lebih menambah kestabilan dengan mengunci cermin sebelum shutter terbuka, yang akan meminimalkan getaran.
Waktu dan Lokasi
Akhirnya ini merupakan waktunya untuk menggunakan peralatan di atas dan mengambil gambar. Melakukan pemotretan pada saat matahari tidak terlalu kuat akan memberikan kesempatan paling baik untuk menurunkan shutter speed. Hal ini dikarenakan walaupun pada ISO 100 dan bukaan apertura F22, shutter speed anda tidak akan sampai pada tingkat yang diperlukan jika terlalu banyak cahaya. Shutter speed 2 hingga 5 detik merupakan target anda. Mengambil foto di dalam hutan juga akan meningkatkan kemungkinan mendapatkan tingkat cahaya yang lebih rendah.
Variasikan shutter speed anda untuk memberikan suasana yang berbeda. Ada banyak variabel lain yang perlu disempurnakan, misalnya komposisi, color balance dan latar depan. Oleh karena itu teruslah bereksperimen untuk mendapatkan gambar air terjun yang sempurna.
Riak Halus
Anda juga dapat menerapkan teknik ini pada permukaan air lainnya, misalnya danau dan bendungan. Riak pada danau dapat dihaluskan dengan penggunaan eksposur lama. Hasilnya ialah ketenangan yang seperti cermin. Pantulan pada permukaan ini biasanya akan dibuat menjadi pantulan gelombang yang merupakan campuran dari kenyataan dan khayalan.

Belajar Lighting Fotografi

“Teknologi foto digital terus berkembang, berbagai alat bantu fotografipun bermacam-macam pula bentuk dan fungsinya. Dalam teknologi digital seperti sekarang, dibutuhkan segala hal yang praktis dinamis tapi bagus. Salah satunya adalah peralatan-peralatan fotografi, dalam hal ini adalah lampu untuk menghasilkan cahaya/lighting buatan (artificial lighting). Saat pertama belajar fotografi, memang sering dibingungkan dengan berbagai peralatan lampu studio. Di sini saya akan sedikit berbagi membahas tentang macam-macam lampu untuk menghasilkan cahaya buatan tersebut. Baik untuk indoor fotografi maupun outdoor fotografi. ”

Dewasa ini, untuk menghasilkan cahaya buatan tidak selalu harus menggunakan lampu studio dengan harga yang mahal, strobist sebagai suatu teknik bermain cahaya dengan menggunakan cahaya buatan dari lampu kilat (flash) adalah alternatif yang murah. Meski dengan hasil yang tidak sebagus lampu studio, terbukti teknik ini banyak sekali digemari. Hanya berbekal 2 flash atau lebih sudah bisa membuat cahaya buatan yang menarik, tergantung mengkomposisikan dan pengaturan intensitas cahayanya saja.
Bahkan sekarang banyak dibuat oleh perusahaan-perusahaan cina alat bantu menyerupai asesoris lampu studio besar semacam, barndoor, honeycomb, standard reflector, snoot, softbox, dan lain-lain namun untuk lampu flash, sehingga kita bisa lebih banyak berkreasi dalam menghasilkan cahaya buatan dari lampu flash ini. Berikut ini sedikit saya bahas tentang asesoris dan macam-macam jenis lampu dan istilahnya.
  1. Modelling Lamp
    Lampu untuk menghasilkan cahaya yang membantu kita untuk menentukan, melihat arah jatuhnya bayangan obyek. Biasanya hanya ada di lampu studio. Menyala sebelum lampu digunakan/di trigger.
    Modelling Lamp.
  2. Standar Reflektor
  3. Berfungsi mengarahkan sinar ke obyek. Cahaya yang dihasilkan sangat kuat dengan sudut pancaran yang terbatas. 
    Standard Reflector
  4. Payung Pemantul
  5. Melunakkan cahaya yang datang ke obyek agar lebih merata. Biasanya sinar yang datang ke obyek terlalu kuat dan menghasilkan bayangan pekat. Sifat cahaya yang dihasilkan kontras masih tinggi, kuat sinar berkurang 1-2 stop, sudut pancar cahaya luas.
    Bouncing Umbrella
      
  1. Payung Transparan
    Memiliki fungsi sama dengan payung pemantul, hanya saja cahaya yang dihasilkan lebih lunak, merata, dan lembut. Kuat sinar turun 2-3 stop.
    Payung Transparan
  2. Softbox
    Memiliki sifat melunakkan cahaya, merata, dan menghilangkan bayangan. Kuat sinar berkurang 3-4 stop, pancaran luas.
    Contoh softbox untuk flash.
  3.  Honeycomb
  4. Penyinaran lebih terarah, memusat, simetris, dan sudut penyinaran dipersempit. Biasanya digunakan untuk penyinaran pada bagian-bagian tertentu, intensitas cahaya yang dihasilkan lumayan kontras tergantung ukuran honeycomb (lubang-lubang tawon).
     
  1. Snoot
    Hampir sama dengan honeycomb, namun sifat cahaya yang dihasilkan lebih sempit dan kecil. Biasanya digunakan untuk hairlight. Kuat sinar turun 5-6 stop. Cocok untuk memunculkan karakter obyek.
    Snoot yang dilengkapi dengan Gel/Filter Warna
  2. Barndoor
  3. Mengarahkan sudut pencahayaan agar lebih terarah pada bagian obyek yang diinginkan dan tidak menggangu bagian lain yang tidak ingin ditonjolkan/diperlihatkan. Fungsi lain untuk menghilangkan efek flare/fog saat lampu berhadapan dengan kamera.
    Barndoor dikombinasikan dengan honeycomb dan gel/filter
Sebagian besar peralatan tersebut digunakan untuk lampu studio. Namun ada juga yang dibuat khusus untuk strobist mania, ukuran lebih kecil dan digunakan untuk flash/lampu kilat dengan fungsi yang sama layaknya lampu studio profesional.

Membuat Langit Lebih Dramatis, Dengan Blending Mode Multiply Photoshop


Saya akan mencoba menuliskan satu tutorial sederhana, yaitu untuk membuat langit tampak lebih dramatis tanpa membuat FG menjadi gelap dengan menggunakan layer blending MULTIPLY pada Adobe Photoshop.
Berikut ini adalah langkah-langkahnya :

1. File asli yang akan kita olah.

2. Selanjutnya kita gandakan (CTRL+J) layer BACKGROUND hingga mendapatkan layer BACKGROUND COPY.

3.  Lalu pada layer duplikat tersebut kita ubah BLENDING MODE nya menjadi MULTIPLY, maka akan terlihat langit menjadi lebih baik tetapi pada FG akan menjadi gelap dan kehilangan banyak detail.

4. Lalu kita pindah ke Channels Pallete, gandakan Channel BLUE
 


5. Setelah itu lakukan Curves adjustment pada duplikat channel BLUE tersebut dan menaikan kontras sehingga jelas dan tegas perbedaan antara hitam dan putihnya. 
 


6. Setelah itu kita klik tombol LOAD AS SELECTION di bawah, lalu pilih channel RGB kembali, bisa ditambahkan feather (SELECT>FEATHER / ALT+CTRL+D) supaya lebih halus gradasi nya. 


7. Setelah itu kita pindah ke LAYERS PALLETE dengan seleksi yang kita dapatkan tadi kita klik tombol ADD LAYER MASK yang ada di bawah, lalu jika pada layer mask masih ada FG yang bocor terkena BLENDING MULTIPLYbisa anda BRUSH dengan warna HITAM
 


8. Jika hasil blending MULTIPLY kurang membuat langit menjadi dramatis anda dapat menggandakan layer yang kita mask tadi beberapa kali hingga anda suka dengan hasilnya. Pada contoh foto ini saya menggandakan menjadi 3 layer. 
 


9. Sampai pada tahap ini langit sudah terlihat lebih indah dan dramatis, tetapi foto masih terlihat FLAT. Maka itu kita tambahkan 1 Layer Adjustment BRIGHTNESS/CONTRAST di mana kita akan mengurangi BRIGHTNESSnya dan menambah CONTRAST nya (Isi parameter sesuai dengan selera dan kondisi file anda), kemudian merge all layer (SHIFT+CTRL+E).  
 


10. Pada tahap akhir saya beri UNSHARP MASK untuk menajamkan detail, dan inilah hasil akhirnya : 
 

Note : Langkah² di atas bukanlah harga mati, anda bisa melakukan improvisasi sesuai dengan kondisi foto anda ataupun menambahkan adjustment lain seperti color balance untuk mempercantik tonal foto anda, bahkan anda bisa menemukan metode lain yang lebih baik setelah melakukan trial and error dengan metode ini. 
Demikian tutorial sederhana ini, semoga teman-teman semua berkenan. 
Mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata atau ada yang kurang berkenan dengan tutorial  ini. Karena saya hanya ingin berbagi apa yang saya dapatkan dari hasil utak-atik photoshop. Terima kasih dan selamat mencoba! A.Ong

Jumat, 19 Agustus 2011

tips sebelum membeli kamera SLR



Memilih kamera SLR digital yang tepat adalah urusan pelik tersendiri dengan banjirnya merk dan tipe kamera di pasar. Saat ini (Nov 2009) paling tidak ada 10 perusahaan pembuat kamera (Canon, Fujifilm, Leica, Nikon, Olympus, Panasonic, Pentax, Samsung, Sigma, dan Sony) dan total sekitar 40 jenis SLR.
Kami akan coba mengurai beberapa faktor non-teknis yang patut di pertimbangkan sebelum menentukan pilihan kamera SLR yang akan dibeli:

Jika ayah saya memberi warisan lensa
Ya, jika ayah anda memberi warisan lensa dari era film, ini bisa mengubah keputusan. Beberapa kamera SLR digital saat ini tetap kompatibel dengan lensa pada era kamera autofokus film. SLR digital merek Canon, Nikon, Pentax dan Minolta (sekarang Sony) akan kompatibel dengan lensa yang diperuntukkan untuk kamera SLR autofokus mereka di jaman film. Bawalah lensa tua tadi ke toko kamera untuk memastikan kompabilitas dengan kamera yang akan dibeli.

Kamera apakah yang sering dipakai teman – teman?
Kamera yang sering dipakai teman – teman juga bisa mempengaruhi keputusan kita. Jika teman-teman banyak memakai Canon, misalnya, belilah Canon. Jika mereka memakai Nikon, belilah Nikon. Ini akan memudahkan kita dalam kasus “meminjam lensa gratis.” Sebuah trik dasar yang layak dicoba, namun lebih baik jika istilah-nya diganti menjadi “saling bertukar lensa.” Jadi kita tidak modal dengkul saja.

Kemudahan dalam servis dan purna jual
Usahakan sebisa mungkin anda membeli kamera dari toko lokal di kota anda, kalaupun tidak usahakan membeli dari kota terdekat. Saat kamera butuh diservis atau di bersihkan sensornya misalnya, pelayanan akan lebih cepat dibandingkan harus mengirimkannya via paket dsb. Di samping itu, kita mungkin diperbolehkan meminjam gratis kamera cadangan yang disediakan toko selama kamera diservis (karena servis kamera biasanya butuh waktu yang cukup lama). Hal ini kadang lebih penting dibanding selisih harga yang tidak terlalu banyak. Juga layak dipertimbangkan adalah seberapa baik reputasi sebuah produsen kamera melayani keluhan pelanggannya.

Berapa anggaran kita
Anggaran merupakan faktor penting dalam menentukan kamera yang akan dibeli.  Berdamai-lah dengan uang, membangun sistem SLR tidak hanya membutuhkan kamera, namun juga lensa dan beberapa aksesori penting lainnya (software pengolah foto, komputer, tripod, filter, flash, tas kamera, batere cadangan dll). Kalau dikantong ada Rp.20 Juta, tidak bijak kalau semuanya dihabiskan untuk kamera saja. Membangun sistem SLR adalah jalan panjang yang bisa menguras isi kantong jika tidak disiplin anggaran. Ada saran dari fotografer senior bahwa memiliki lensa yang berkualitas membuat foto kita lebih bagus dibanding jika memiliki kamera bagus namun lensanya jelek.

Seberapa serius anda
Penting ditanyakan adalah seberapa serius anda ingin terjun ke dunia fotografi. Jika sejak awal anda ingin terjun serius ke dalam fotografi, jangan jauh – jauh dari Nikon atau Canon. Kedua produsen ini adalah penguasa pasar kamera SLR. Delapan dari 10 kamera SLR memiliki logo Canon atau Nikon di body-nya (masing-masing sekitar 40%). kenapa mereka bisa sebegitu dominan? jawabannya adalah karena mereka juga serius. Fotografer pro pada waktunya akan memerlukan lensa atau aksesori khusus untuk memenuhi kebutuhan kerjanya. Flash khusus macro atau lensa 600mm dengan stabilizer misalnya, Nikon dan Canon menyediakan beragam aksesori yang bisa memenuhi kebutuhan kita, dan lebih penting lagi stok-nya tersedia di kota kita (atau paling tidak di Jakarta). Berbeda kalau kita tidak punya tuntutan “segila” itu, saya rasa salah satu dari 9 merek diatas akan mampu mencukupi kebutuhan kita.
Jadi Canon, Nikon atau merk lain?

Sabtu, 13 Agustus 2011

Tips dan Ragam Pencahayaan dalam Fotografi


Tips dan Ragam Pencahayaan dalam Fotografi
Di dalam fotografi, pengaturan pencahayaan merupakan kunci keberhasilan untuk mendapatkan hasil gambar yang diinginkan. Pengaturan pencahayaan ini sangat berkaitan dengan pengaturan diafragma (aperture) dan kecepatan (shutter speed).
Jika pada kamera saku digital terdapat fasilitas shooting mode manual, maka pengaturan diafragma dan kecepatan diatur oleh si pemotret. Dengan pengaturan pencahayaan dengan shooting mode manual ini kebutuhan pencahaaan yang didapat biasanya lebih tepat dibandingkan dengan pengaturan shooting mode secara otomatis.

1. Over Exposure
Yang dimaksude over exposure adalah pencahayaan yang berlebih. Penyebar kelebihan pencahayaan ini adalah pengaturan aperture dengan shutter speed yang tidak sesuai. Jika dilihat di garis matering, posisi jarum matering berada di areal plus (+). Akibat dari kelebihan pencahayaan, foto yang dihasilkan tampak didominasi warna putih/terang.
Ada yang menyebut kelebihan pencahayaan ini dengan istilah harz. Over exposure juga bisa disebabkan oleh sambaran lampu kilat yang terlalu kuat/ Hal ini bisa terjadi jika jarak antara obyek dengan lampu kilat (flash) terlalu dekat atau si pemotret terlalu penuh mengatur output flash.

2. Under Exposure
Kebalikan dari over exposure, adalah kekurangan pencahayaan. Penyebabnya pun sama, tidak sesuainya pengaturan shutter speed dan aperture (-). Under exposure biasanya juga disebabkan oleh sambaran flash yang terlalu lemah. Hal ini bisa terjadi jika jarak antara objek dengan flash terlalu jauh atau si pemotret terlalu minim mengatur output flash.

3. Cahaya dari Depan Objek
Memotretlah dengan keadaan objek menghadap sinar, bukan pemotret yang menghadap sinar. Cahaya yang datang dari depan objek akan menyinari tubuh secara merata. Wajah objek tampak jelas. Jika pada sebagian wajah objek ada sedikit bayangan (shadow), hal ini tidak mengurangi hasil foto, justru menambah nuansa foto.

4. Cahaya dari Belakang Objek
Saat memotret objek di luar ruangan (outdoor) sebaiknya menghindari pengambilan gambar yang menantang matahari. Pemotretan dengan menantang matahari, tubuh objek akan tampak gelap. Apalagi jika kondisi matahari terlalu kuat maka seluruh objek akan tampak hitam. Hasil foto seperti ini bisa menghasilkan foto siluet.

5. Cahay Pagi Hari
Memotret objek dengan memanfaatkan pencahayaan di pagi hari sangat disarankan. Pasalnya, cahaya pagi hari akan menghasilkan tonal warna yang lembut. Hasil foto yang didapatkan relatif bagus, baik objek landscape (pemandangan) maupun objek manusia.

6.Cahaya Siang Hari
Memotret objek pada siang hari sangat tidak disarankan karena sifat pencahayaan yang terlalu kuat sehingga foto yang dihasilkan cenderung over exposure, meskipun pengaturan aperture dan shutter speed sudah sesuai.

7. Cahaya Sore Hari
Pemanfaatan cahaya sore hari sangat dianjurkan dalam pemotretan. Sifat pencahayaan pada sore hari sama dengan pagi hari. Apalagi saat intensitas cahaya matahari sedikit berkurang, pada pukul 16.00 ke bawah.

8. Cahaya Malam Hari
Pemanfaatan cahaya pada malam hari sebenarnya memanfaatkan cahaya yang dihasilkan oleh lampu sebagai cahaya luar. Jangan terlalu mengandalkan flash karena hasilnya nanti akan tidak alami. Untuk menyiasatinya, pemotret bisa menggunakan shutter speed rendah tanpa tambahan lampu flash. Sayangnya, shutter speed yang rendah akan membuat foto menjadi tidak maksimal, maka dari itu, untuk mengatasinya pemotret bisa dibantu dengan penggunaan tripod.
Disarankan untuk memotret pagi hari pada jam 06.00 - 09.00 dan sore hari pada pukul 16.00 - 18.00. Pasalnya, dalam waktu-waktu tersebut terdapat pencahayaan yang paling baik.
semoga bermanfaat untuk kita semua.... salam jepret